mencicipi ikan bakar lezat di pulau serangan bali


Selain destinasi wisata alam yang selalu memukau, Bali juga merupakan surganya makanan. Mulai dari Ayam Betutu khas Gilimanuk yang nikmatnya tak tertahankan itu, ada juga Ikan Bakar khas Jimbaran. Hmmm… Kali ini saya mlipir kesini untuk menikmati Ikan Bakar khas Pulau Dewata dengan harga yang relatif terjangkau.

***

jangan lupa mencicipi ikan bakar lezat dan terjangkau di bali


Ke Bali Belum Sah Sebelum Menikmati Sajian Ikan Bakar


Tak salah jika Bali menjadi salah satu icon pariwisata di Indonesia. Selain keindahan alamnya yang surgawi, kuliner khas Bali pun tak luput dari daya tarik. 

Meskipun banyak makanan yang non-halal, makanan halal-nya pun tak kekurangan, lho.
Terlebih saat ini sudah banyak warga muslim dan wisatawan muslim yang tinggal dan singgah di Bali.

Selain Ayam Betutu khas Gilimanuk yang kenikmatannya melegenda itu, ada juga Ikan Bakar dengan sambal matah yang super duper ulala. Asli nggak bikin nyesel meski merogoh kocek yang cekak sekalipun.

Sajian seafood bakar di Bali memang selalu identik dengan Jimbaran, ya. Tapi tak hanya di Jimbaran lho untuk bisa menikmati hidangan ini. Apalagi kalau harus menguras kantong gegara salah masuk ke restoran, hem hem hem.


Sajian Seafood Bakar di Pulau Serangan Bali

Pulau serangan adalah nusa atau pulau kecil yang berada dekat dengan tanjung Benoa Bali. Meski pulau serangan aslinya sudah terpencar dari daratan besar pulau Bali, namun tak perlu menyebrang menggunakan Boat, karena kini sudah direklamasi dan terbangun jembatan penghubung untuk menuju ke arah pulau ini. 

Pintu masuk menuju ke pulau ini berada di jalan By Pass Ngurah Rai, tepatnya di seberang Lotte Mart. Tentu saja lebih mudah menggunakan Google Map ya dari pada saya jelaskan. hehe...

peta pulau serangan bali


Dari Bandara Ngurah Rai atau dari Nusa Dua kita bisa melewati Tol diatas laut yang dulunya dinamai Tol Bali Mandara. Seperti kebanyakan tol pada umumnya yang kini diharuskan menggunakan e-Money sebagai alat pembayarannya, tol diatas laut ini juga begitu.

Dengan tarif sebesar Rp. 11.500 per mobil dari pintu Tol Nusa Dua menuju pintu Tol Denpasar, kita bisa menikmati sensasi berkendara di atas lautan.




Selain tentunya warga asli Bali, di pulau nelayan ini masyarakat Muslim dari keturunan Bugis juga sudah menetap disini dari jaman kerajaan. 

Menurut cerita yang saya baca sih, mereka dulunya adalah nelayan Bugis yang sering berlayar dan berlabuh ke Pulau Serangan, yang pada akhirnya menjadi penghuni tetap secara turun temurun hingga kini.

Menemukan warung-warung ikan bakar di Pulau Serangan ini juga nggak susah, karena buanyak banget penjualnya. 

Setelah melewati jembatan utama, kita bisa menemukan sederetan warung ikan bakar di sebelah kiri jalan. Sayangnya disini minus pemandangan laut ya dear.

warung ikan bakar di serangan
deretan kios/warung ikan bakar di serangan

Ada banyak warung sih kalau mau agak masuk lagi, menurut review temen saya juga berdekatan sama laut dengan view pepohonan bakau. 
Tapi karena kelaparan sudah merajai, terutama yang pegang setir tuh, baiklah kita mampir yang tak jauh dari jembatan ini saja . hihihi.



Rasa dan Harga

Menu yang disuguhkan tentu saja sajian bakar-bakaran, seperti; arang, kayu, minyak tanah. Ehh salah ya? 
maksudnya Ikan, lobster, kerang dan sekutunya.

Namun selain itu, di warung yang saya singgahi beserta sederetannya ini juga menjual rujak buah dan bulung khas bali.

Ikan-ikan yang ditawarkan disini bermacam-macam biasanya, sesuai dengan yang ditangkap para nelayan tentunya. 

Kebetulan yang kami pilih adalah ikan jangki ekor kuning dan ikan putihan, entahlah apa namanya, si ibu penjual pun menyebutnya ikan putihan gitu aja. 
Kalau saya bandingankan dengan nama-nama ikan di Google sih namanya ikan Kuwe.

ikan kakap segar di serangan
stok ikan segar

Mungkin besok kita perlu berguru ke bu Susi dulu kali ya. wkwkwk *peace bu Susi!

Untuk ikan berukuran sedang beratnya berkisar di angka 700 hingga 900 gram. Dua ikan pilihan kami beratnya hampir 1,7 Kg dengan harga sekitar 120 ribuan. 
Cukup terjangkau, bukan?

Sebagai info, dua ikan tadi sudah cukup untuk kami makan ber 6 ya gaes. Empat orang dewasa dan dua anak-anak, plus satu nak kicik my incess dek Rara yang juga lahap ternyata. hehe.

Jadi bisa diperkirakan tuh berapa ikan yang harus dibeli untuk pasukannya. Kecuali memang pecinta ikan banget dengan porsi makan yang besar, hehe.

Soal rasa, nggak usah nanya. Juaraaaaa!
nggak kalah sama ikan bakar restoran mahal. Karena dimasak oleh tangan-tangan terlatih yang telah berkecimpung di bidang ini sejak turun temurun tentunya.

ikan bakar dengan sabut kelapa di serangan bali
bakaran / bara api menggunakan sabut kelapa akan menghasilkan aroma yang khas

Disini biasanya kita menimbang ikan dan nego harga terlebih dulu, setelah deal harga maka mereka akan segera mengolahnya menjadi sajian yang lezat.

Sambil menunggu ikan bakar matang, kita bisa mencicipi rujak buah khas bali yaitu rujak gula bali, gula pasir dan juga rujak kuah pindang.

Hmmm, namun yang unik di Bali adalah rujak Bulung.

Apa itu rujak Bulung?

Bulung atau rujak bulung adalah sajian rumput laut yang disiram bumbu rujak kuah pindang. Seperti halnya bumbu rujak pada umumnya, bumbu rujak kuah pindang ini pun berbumbu sama yaitu; gula, garam, terasi dan cabe rawit.

Bedanya, pada rujak kuah pindang ini diberi tambahan air pindang, alias air sisa merebus ikan pindang.

Eitssss,,, pasti sudah membayangkan rasanya yang amis ya?

Saya dulunya juga begitu, karena kebetulan rujak kuah pindang yang pernah saya cicipin agak terasa kencang amisnya. Tapi yang saya cicipi disini enak, lho.

Kebetulan teman saya memesan satu porsi, dan saya pun ikut mencicipinya.

Oiya, nasi dan plecing kangkung dipesan secara terpisah, ya. Dengan harga berkisar 5 ribuan setiap porsinya.

Untuk sambal matah sudah bundle dengan nasi, namun jika ingin nambah bisa order sambal matah secara terpisah.

Makanan sudah lengkap dihidangkan, saatnya kita makan, cmiwiwww...

ikan bakar serangan lengkap dengan sambal matah
ikan baka lengkap dengan sambal matah dan plecing kangkung


Hmmm....
Kebayang kan daging ikannya setebel apa?
Fresh dan matang merata ulala pokoknya.

Kamu, kudu nyoba!

***
Hanya saja, suasana warung yang bercampur dengan asap dan debu jalanan agak mengurangi keindahan dan estetika kedai-kedai disini.

Semoga kedepannya sih lebih diperhatikan lagi tingkat kebersihannya, ya.
Karena rasa ikan bakar disini asli Juara!


Gimana, sudah ngiler pengen ikan bakar?

Kalau mampir kesini jangan lupa traktir saya ya, wuehehe…




selamat makan,
Next Post Previous Post
10 Comments
  • dita
    dita 08 Januari, 2019

    salah ini aku mampir sini pagi-pagi.
    jadi laper pengen ikan bakar :((

    • Sera Wicaksono
      Sera Wicaksono 08 Januari, 2019

      Hahaha salah ya, kalo gt mampir lg pas jam makan siang ya

  • Amirotul Choiriah
    Amirotul Choiriah 10 Januari, 2019

    Bari tahu aku mbak, kemaren pas di Bali gak mampir sini. Huhu jadi pengen kaaan ke Bali lagi. Semoga saja ada kesempatan lagi

    • Sera Wicaksono
      Sera Wicaksono 11 Januari, 2019

      aamiin... ntar kalo ke bali ajak saya jalan-2 ya, hehe

  • Bang Day
    Bang Day 21 Januari, 2019

    padahal cmn liat gambar aja kok kerasa aroma bakarnya yah... yummy

    • Sera Wicaksono
      Sera Wicaksono 22 Januari, 2019

      Wahahaha mungkin pas bang day lewat warung ikan bakar, atau tetangga sebelah lg bakar2

  • Nur Rochma
    Nur Rochma 21 Januari, 2019

    Akupun bingung kalau menyebut nama ikan laut. Suka nggak sama dengan bahasa Indonesia. Kayaknya enak tuh ikan bakarnya.

    • Sera Wicaksono
      Sera Wicaksono 22 Januari, 2019

      Enak, bakarannya pas matang rata, sambelnya yg ahaiiii pokoknya

  • Nanik Nara
    Nanik Nara 22 Januari, 2019

    wah... ikan bakarnya sukses bikin ngeces pagi-pagi, apalagi saat ini sedang hujan.
    Desember kemarin saya ke Bali dalam rangka kerjaan, tapi belum sempat jalan-jalan.

    • Sera Wicaksono
      Sera Wicaksono 22 Januari, 2019

      semoga bisa kesini lagi jalan2 dan nyicipin ikan bakar khas bali ya mba hehe

Add Comment
comment url