“memperbaiki
keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu”...
(QS. Al-Baqarah, ayat 220)
![]() |
ilustrasi: pixabay |
jangan takut berbagi: bersama dompet dhuafa, berbagi itu menyehatkan jiwa raga
Siapa bilang uang tidak dibawa mati?
Sering saya
mendengar kalimat melemahkan semangat seperti ini:
“nggak usah kerja ngoyo-ngoyo, uang nggak dibawa mati!”
Meskipun seringnya
diiringi dengan kalimat dan gestur candaan, tapi tak sedikit pula orang yang
tetap berpikiran bahwa kalimat itu benar dan menjadi sebuah pembenaran tatkala
mereka malas bekerja.
Memang,
dalam bekerja kita juga tidak seharusnya terlalu memforsir tubuh apalagi menghalalkan segala cara demi mewujudkan sebuah kata "kaya".
Yang benar adalah, bekerjalah dengan optimisme yang bijaksana agar relevan dengan hasilnya.
Yang benar adalah, bekerjalah dengan optimisme yang bijaksana agar relevan dengan hasilnya.
Setuju nggak?
Karena bagaimana
pun, dengan keadaan ekonomi yang mumpuni akan lebih memudahkan kita untuk
melakukan banyak hal positif.
Dan saya juga kurang
setuju lho kalau katanya uang itu tidak dibawa mati.
kata siapa?
Harta itu bisa dibawa mati!
Iya,
bawalah uangmu sampai ke akhirat!
kata siapa?
Harta itu bisa dibawa mati!
Iya,
bawalah uangmu sampai ke akhirat!
Hehe.
Jangan salah
tafsir dulu!
Bawa uang
ke akhirat ya, bukan ke kuburan!
Tapi karena ke akhirat harus mati dulu, dan orang mati nggak bisa bawa uang, jadi selagi hidup kita sudah harus nitip transfer tuh.
Transfer???
Iya.
Nitip orang atau transfer buat bawain harta kita samapai ke akhirat.
Caranya?
Woles, selow gaes. 😁😁😁
Banyak kok yang bisa kita titipin, misalnya: anak yatim, janda yang sudah renta, para fakir miskin, tetangga atau orang terdekat yang sedang terkena musibah, bahkan korban bencana yang kita sama sekali nggak kenal mereka.
Nah kalau sudah nitip, nggak usah dihitung, nggak usah diungkit-ungkit, apalagi diminta lagi. hehe, jangan ya.
Nggak usah khawatir saldonya berkurang, matematika Allah nggak pernah salah!
Terus juga, kalau ke masjid atau Mushola ketemu sama kotak amal, boleh juga nabung disitu.
Nggak perlu dicatet sama takmir masjid, apalagi nyuruh-nyuruh mereka nyebut nominal.
Karena catatan rekening akhiratmu sudah otomatis, paling canggih, nggak akan salah ketik.
Transfer???
Iya.
Nitip orang atau transfer buat bawain harta kita samapai ke akhirat.
Caranya?
Woles, selow gaes. 😁😁😁
Banyak kok yang bisa kita titipin, misalnya: anak yatim, janda yang sudah renta, para fakir miskin, tetangga atau orang terdekat yang sedang terkena musibah, bahkan korban bencana yang kita sama sekali nggak kenal mereka.
Nah kalau sudah nitip, nggak usah dihitung, nggak usah diungkit-ungkit, apalagi diminta lagi. hehe, jangan ya.
Nggak usah khawatir saldonya berkurang, matematika Allah nggak pernah salah!
Terus juga, kalau ke masjid atau Mushola ketemu sama kotak amal, boleh juga nabung disitu.
Nggak perlu dicatet sama takmir masjid, apalagi nyuruh-nyuruh mereka nyebut nominal.
Karena catatan rekening akhiratmu sudah otomatis, paling canggih, nggak akan salah ketik.
Rekening akhirat
itu tidak ada kantornya, nggak ada buku rekeningnya juga, tapi saldonya nggak akan pernah keliru.
Apalagi bonusnya, nggak pernah bisa kita duga.
Nggak ada mesin ATM nya, tapi bisa tiba-tiba datang saat kita lagi butuh, kontan.
Apalagi bonusnya, nggak pernah bisa kita duga.
Nggak ada mesin ATM nya, tapi bisa tiba-tiba datang saat kita lagi butuh, kontan.
Wuehe,
mantab khan?
Setornya pun nggak hanya berupa uang, bisa
berbentuk makanan/minuman, barang, ilmu, atau bahkan sekedar nasehat dan
senyuman.
Dengan kata lain, transfernya atau titipnya melalui sedekah.
Karena dengan bersedekah, tidak hanya mampu melipat gandakan rezeki selagi kita di dunia, bahkan Allah telah menjanjikan balasan yang kita tidak akan bisa menghitung nominalnya.
Sangking banyaknya.
Jadi,
Bekerjalah sebaik-baiknya selagi mampu, dan bersedekahlah sebaik-baiknya sebagai bekal akhiratmu.
Masih mau
bilang uang nggak dibawa mati?
Ehhe~
Berbagilah, agar rezekimu berlimpah
![]() |
ilustrasi: pixabay |
Dulu, saya termasuk salah satu anggota kikir miskin, sudah kikir masih tetap miskin pula. Hehe.
Pemikiran pendek saya dulu ini justru 'disponsori' oleh orang terdekat saya saat itu. Menurutnya, "lha wong kita saja masih banyak hutang, gaji pas-pasan, malah suruh bersedekah".
Astaghfirullah hal adzim...
Semoga Allah
mengampuni dosa-dosa saya.
Dengan provokasi
seperti itu, saya yang saat itu selalu 'merasa miskin' menjadi ragu untuk bersedekah
terutama yang mengeluarkan nominal.
Ada sedikit rasa takut akan kehabisan uang belanja kalau uang yang sedikit ini saya sedekahkan.
Ada sedikit rasa takut akan kehabisan uang belanja kalau uang yang sedikit ini saya sedekahkan.
Hingga suatu
hari, perjalanan kehidupan yang panjang dan rumit itu membawa saya untuk berhijrah ke tempat yang baru, ke tempat yang kesemuanya adalah asing bagi saya kala itu.
Namun Allah yang maha baik tetap mengelilingi saya dengan banyak orang-orang baik, meskipun saat itu saya masih membawa ‘mental miskin' saya.
Saya dipertemukan dengan seseorang yang dengan ikhlas membantu saya meskipun saya bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, pun tanpa pamrih.
Hingga saya menemukan tempat yang nyaman.
Allah juga mempertemukan saya lagi dengan seseorang yang baru saya kenal, yang tanpa pamrih juga, bersedia memudahkan urusan saya menemukan rezeki yang baik.
Namun Allah yang maha baik tetap mengelilingi saya dengan banyak orang-orang baik, meskipun saat itu saya masih membawa ‘mental miskin' saya.
Saya dipertemukan dengan seseorang yang dengan ikhlas membantu saya meskipun saya bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, pun tanpa pamrih.
Hingga saya menemukan tempat yang nyaman.
Allah juga mempertemukan saya lagi dengan seseorang yang baru saya kenal, yang tanpa pamrih juga, bersedia memudahkan urusan saya menemukan rezeki yang baik.
Begitu saya berada pada tempat yang nyaman dan rezeki yang lebih baik, Allah masih memberi saya seseorang yang
baik lagi, yang sering memberi dan membantu saya dalam banyak hal.
Beliau ini dulunya atasan saya saat masih bekerja. Hampir setiap hari beliau memberi saya makan siang karena tahu kondisi ekonomi saya saat itu sangat pas-pasan.
Tak hanya saya, kami para pegawainya sering diajaknya makan siang tanpa sibuk berhitung.
Dan saya melihat sendiri bagaimana hari demi hari beliau ini dipenuhi rezeki yang tak pernah berhenti. Rezeki seolah datang dan selalu datang padanya.
Beliau ini dulunya atasan saya saat masih bekerja. Hampir setiap hari beliau memberi saya makan siang karena tahu kondisi ekonomi saya saat itu sangat pas-pasan.
Tak hanya saya, kami para pegawainya sering diajaknya makan siang tanpa sibuk berhitung.
Dan saya melihat sendiri bagaimana hari demi hari beliau ini dipenuhi rezeki yang tak pernah berhenti. Rezeki seolah datang dan selalu datang padanya.
Kemudian hadir lagi seseorang yang senantiasa membantu saya meski beliau sendiri saat itu sedang kesulitan.
Saya pun menyaksikan, bagaimana Allah selalu mencukupkan apa yang sedang dibutuhkannya, kontan, tanpa dugaan dan perhitungan.
Akhirnya mental miskin saya menyadari, bahwa rahasia rezeki mereka yang tak pernah surut adalah dengan membaginya. Kemudian Allah melipat gandakannya.
Saya pun menyaksikan, bagaimana Allah selalu mencukupkan apa yang sedang dibutuhkannya, kontan, tanpa dugaan dan perhitungan.
Akhirnya mental miskin saya menyadari, bahwa rahasia rezeki mereka yang tak pernah surut adalah dengan membaginya. Kemudian Allah melipat gandakannya.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah 261)
![]() |
ilustrasi: pixabay |
Saya malu merasa pernah kikir, dan malu pernah bermental miskin.
Bukan berarti saya menjadi sok kaya dan
berfoya-foya, ya. bukan begitu.
Bermental miskin adalah sifat atau mental suka meminta-meminta dan suka diberi tanpa memberi, karena adanya perasaan yang selalu kekurangan terlepas dia berkecukupan atau berkekurangan.
Meski terlambat memahami, tapi saya bersyukur dengan hidayah ini, dengan pelajaran ini. Dan bahagia pernah berada diantara mereka.
Bersedekahlah yang baik, agar rezekimu juga baik
Pernah nggak ketemu sama orang yang berpikiran, kalau bersedekah atau memberi sesuatu kepada orang lain itu seadanya dan terkesan asal-asalan?
Misalnya memberi makanan yang dia sendiri tidak mau memakannya, atau memberi suatu barang yang dia sendiri tak sudi memakainya, atau hal lain yang sifatnya meremehkan.
Memang, bersedekah itu semampunya, namun bersedekahlah yang terbaik yang kita mampu.
Jika tak mampu memberi kepada banyak orang, maka berilah kepada sedikit orang itu dengan sesuatu yang lebih layak dan bermanfaat.
Wahai teman,
Sebaik-baik bersedekah adalah memberi yang mereka butuhkan.
Misalnya kita menyedekahkan suatu barang kepada banyak orang, namun jika pada akhirnya barang tersebut tidak dapat digunakan karena tidak layak atau tidak memberi kenyamanan pada si pemakai, bukankah akan menjadi sia-sia?
Dan bukankah lebih membahagiakan apabila melihat orang lain tersenyum bisa memakan makanan enak pemberian kita, yang mana jarang-jarang mereka makan?
Mulai sekarang, yuk belajar bersedekah yang lebih baik!
insyaaAllah, hal-hal baik akan terus mengikutimu.
Manfaat Bersedekah
Dalam ajaran agama apapun, sedekah selalu menjadi hal kebaikan. Bersedekah juga bukan sekedar urusan memberi dan menerima.
Bukan sekedar persoalan siapa yang membutuhkan dan dibutuhkan.
Pada dasarnya, sedekah tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi si penerima bantuan. Karena ada banyak manfaat tak langsung yang mengalir pada hubungan take and give tersebut.
Bagi penerima sedekah, jelas manfaat langsungnya adalah meringankan masalah baik itu secara finansial atau emosional.
Selain itu juga dapat menghindarkannya dari perbuatan tidak terpuji seperti pencurian.
Namun, bagi pemberi sedekah justru lebih banyak lagi lho manfaatnya.
Berikut diantaranya:
- Memperkuat nilai keimanan
- Meningkatkan rasa empati sosial
- Lebih mudah bersyukur
- Melatih sikap positif thinking
- Mendapat rasa bahagia yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan rohani
- Melatih sikap adil
- dan masih banyak lagi
Kalau soal rejeki jadi makin berlimpah itu bonus.
Saya pribadi, yang notabene belum banyak duitnya, dan belum banyak pula sedekahnya. Merasakan sendiri lho manfaat-manfaat tersebut.
Saya yang dulunya bermental miskin dan selalu merasa kekurangan, sekarang menjadi lebih bersahaja meskipun secara finansial belum ada perubahan yang signifikan.
Namun, dibanding menilai berdasarkan ukuran materi, secara ukuran mental saya lebih merasa percaya diri dan lebih optimis serta menjadi lebih terbiasa berpikir positif.
Akibatnya, saya merasa lebih bahagia dari sebelumnya, serta lebih rileks menjalani kehidupan saya.
Berbagi itu indah, berbagi itu mudah
“Bersedekah kan
harus mencari anak yatim dan kaum fakir, di tempat saya nggak ada, kemana saya mencarinya?”
Terkadang bagi
sebagian orang yang tinggal di tempat elite, mungkin akan merasa kesulitan menemukan
orang-orang yang ‘berhak’ menerima sedekah ini.
Bahkan, saya sendiri yang notabene bukan tinggal di tempat elite pun sering merasa ‘rancu’ kepada siapa saya harus menyedekahkan sebagian rezeki saya.
Meskipun pada hakekatnya berbagi itu bisa kepada siapa saja, tak hanya kepada orang-orang dhuafa saja, karena berbagi makanan dengan tetangga sebelah juga baik adanya.
Namun berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan tentunya akan membawa manfaat lebih, bukan?
Namun berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan tentunya akan membawa manfaat lebih, bukan?
Di tempat
tinggal saya saat ini, jujur saya agak kesulitan menentukan kemana saya
harus berbagi rezeki. Karena saya nggak punya tetangga
Mungkin karena saya belum menemukan orang yang benar-benar berkekurangan. Atau saya takut ‘keliru’ dan membuat orang lain justru tersinggung karena dianggap sebagai orang kurang mampu.
Sedangkan saya sendiri belum bisa dikatakan berkecukupan, apalagi berlebih.
Pun saat
saya pernah bertandang ke sebuah panti asuhan, saat itu saya justru merasa menggarami
air laut.
Dimana sumbangan
saya yang sekecil abu, seperti tak membawa manfaat bagi mereka karena sangking
banyaknya donatur dengan nominal besar dan asrama yang lebih gagah dari rumah kontrakan
saya.
Pernah juga melihat sendiri kehidupan anak yatim yang selalu diberi sedekah tanpa edukasi, pun ibunya tak memberi edukasi yang tepat untuk anak-anaknya, hasilnya mereka semakin dimanjakan dengan santunan dan cenderung berfoya-foya untuk jajan.
Pernah juga melihat sendiri kehidupan anak yatim yang selalu diberi sedekah tanpa edukasi, pun ibunya tak memberi edukasi yang tepat untuk anak-anaknya, hasilnya mereka semakin dimanjakan dengan santunan dan cenderung berfoya-foya untuk jajan.
Astaghfirullah…
Bukan saya
berburuk sangka ya teman, atau berusaha mencari pembenaran.
Tetapi saya lebih berharap bisa menemukan panti asuhan yang masih membutuhkan lebih, dan sedekah saya yang sekecil abu ini bisa membawa manfaat yang baik bagi mereka.
Percaya atau tidak, saat bantuan kecil dari kita bermanfaat bagi orang lain itu rasa bahagianya maasyaAllah.
Namun tidak perlu khawatir lagi bagi yang memiliki masalah mirip saya ini, karena saat ini banyak sekali lho lembaga/organisasi kemanusiaan atau amil zakat yang mampu menjembatani kita untuk bersedekah kepada orang-orang yang yang lebih membutuhkan di luar jangkauan kita.
Salah satunya adalah Dompet Dhuafa.
Yang sudah terpercaya dan telah dikukuhkan sebagai Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) oleh Departemen Agama RI.
Sehingga, kedepannya niat baik kita membantu mengentas kemiskinan menjadi sebuah wujud nyata, dengan edukasi yang tepat agar mereka mandiri serta terbebas dari mental suka meminta-minta.
Dengan menitipkan
donasi kepada lembaga amil zakat seperti Dompet Dhuafa ini, tujuan bersedekah juga menjadi
lebih mudah dan terarah.
![]() |
6 alasan kenapa berdonasi melalui dompet dhuafa |
Profil Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa
(DD) adalah Lembaga amil zakat yang berdiri secara mandiri dan independen yang
kemudian dikukuhkan sebagai Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) oleh Departemen
Agama RI pada 10 Oktober 2001.
Saya kutip
dari website resmi Dompet Dhuafa, menerangkan
bahwa Dompet Dhuafa adalah:
Sebuah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat dalam pemberdayaan dan mengangkat harkat sosial kaum dhuafa melalui pengelolahan dana Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf serta dana lain yang halal dan legal.
Sehingga, melalui
Dompet Dhuafa ini kita bisa lebih mudah serta tepat sasaran dalam menyalurkan dana Zakat,
Infak, Sedekah dan Wakaf. Terutama bagi yang kesulitan menemukan penerima hak
tersebut.
Kelebihannya
lagi, melalui program-program Dompet Dhuafa dalam memberdayakan dan meningkatkan
derajat sosial kaum dhuafa tersebut, tentunya akan memberikan pengarahan pola
pikir yang lebih kreatif dan tidak ‘bermental miskin’.
![]() |
data source: dompetdhuafa.org |
Program-program utama diatas sudah nyata dilaksanakan dan berikut beberapa pengembangan dalam aksi nyata tersebut, diantaranya:
Kesehatan
Melalui Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), Dompet Dhuafa
telah berperan aktif sejak 2001 dalam melayani kaum dhuafa dengan beragam
kegiatan yang telah dilakukan baik secara preventif, promotif dan kuratif.
Berikut saya
kutip dari website resmi Dompet Dhuafa:
Sejak tahun 2009, Dompet Dhuafa membangun rumah sakit gratis bagi pasien dari kalangan masyarakat miskin. Berlokasi di Desa Jampang, Kemang, Kabupaten Bogor, di atas lahan seluas 7,600 m2.
Rumah Sehat Terpadu (RST) ini memiliki fasilitas lengkap.
Mulai dari poliklinik, dokter spesialis, ruang operasi, rawat inap, UGD, apotek, hingga metode pengobatan komplementer dengan akreditasi paripurna oleh KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) pada tahun 2012.
Lokasi RST Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
Jl. Raya
Parung KM. 42, Desa Jampang, Kec. Kemang
Kab. Bogor
16310 - Jawa Barat, Indonesia
Telp. 0251
- 8618651
Pendidikan
Setuju bahwa
Pendidikan adalah investasi terbaik untuk melahirkan generasi yang siap
memajukan dan membangkitkan bangsa ini.
Dalam rangka turut berjuang mencerdaskan anak bangsa tersebut, Dompet Dhuafa juga telah mendirikan beberapa network di bidang pendidikan dengan beragam program pendidikan gratis serta beasiswa bagi siswa berprestasi yang tidak mampu.
Salah satu jejaring Dompet Dhuafa dalam program pendidikan adalah sekolah SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, yaitu merupakan sekolah menengah akselerasi, berasrama, dan bebas biaya untuk anak-anak marjinal yang
tidak memiliki kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas karena faktor
ekonomi.
Siswa SMART ini berasal dari berbagai daerah di seluruh pelosok negeri dari Sumatera hingga
Papua.
Info lebih
lengkap silahkan kunjungi link: https://www.smartekselensia.net
Program pendidikan
ini pun tidak hanya berfokus kepada siswa dan mahasiswa semata, namun juga memberikan
program pendidikan bagi guru dan sekolah.
Ekonomi
Dalam rangka
membantu mengentaskan kemiskinan, Dompet Dhuafa telah mendirikan divisi ekonomi
dengan jejaring yang tersebar di hampir seluruh pelosok Indonesia.
Tujuannya
adalah untuk mendampingi masyarakat melalui berbagai program yang disesuaikan
dengan daerahnya agar tercipta lahan-lahan pekerjaan baru serta masyarakat yang
berdaya, sehingga mereka dapat mandiri secara finansial.
Beberapa jaringan program ini antara lain: Pertanian, Peternakan, Ternak Hewan Kurban, Karya
Masyarakat Mandiri dan BMT.
Pengembangan Sosial
Bersama dengan
para relawan, Dompet Dhuafa juga membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.
Seiring perkembangan
dinamika di masyarakat saat ini, kini program pengembangan sosial ini telah
dijalankan oleh beragam lembaga di bawah Dompet Dhuafa dan sudah lebih dari
lima tahun membantu masyarakat Indonesia.
Dompet Dhuafa
pun terus berinovasi dalam mengembangkan mutu dan variasinya agar dapat
memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat Indonesia yang kurang mampu tersebut.
Sub program
pengembangan sosial ini antara lain:
- Lembaga Pelayanan Masyarakat,
- Advokasi Buruh Migran (TKI/TKW),
- Disaster Management Centre, dan
- Semesta Hijau, yaitu program penyediaan air bersih, program penanaman pohon produktif berbasis pemberdayaan masyarakat, serta program pengolahan limbah dan penerapan energy alternatif berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
- Lembaga Pelayanan Masyarakat,
- Advokasi Buruh Migran (TKI/TKW),
- Disaster Management Centre, dan
- Semesta Hijau, yaitu program penyediaan air bersih, program penanaman pohon produktif berbasis pemberdayaan masyarakat, serta program pengolahan limbah dan penerapan energy alternatif berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
Masih bingung
kemana dan bagaimana cara berdonasi melalui Dompet Dhuafa?
Untuk layanan donasi, sahabat bisa kunjungi website resmi Dompet Dhuafa, klik disini Donasi.
Berikut video skema dan ilustrasi berdonasi melalui Dompet Dhuafa:
Dan percayalah, matematika Allah tidak pernah salah hitung. Mari bersedekah agar bahagia dunia akherat.
***
Dompet Dhuafa Republika
Philanthropy
Building
Jl. Warung
Jati Barat No.14
Jakarta
Selatan 12540, Indonesia
Ph : +62 21
7821292
Fax : +62
21 7821333
Perkantoran
Ciputat Indah Permai Blok C 28-29
Jl. Ir. H.
Juanda No. 50 Ciputat - 15419
Tangerang
Selatan, Banten, Indonesia
Phone : +62
21 7416040 (Hunting)
Fax : +62
21 7416070
Call Center
: +62 21 7416050
Email :
layandonatur@dompetdhuafa.org
Disclaimer:
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
annyeong,

2 Komentar
aku bbrp kali beli kurban dan sedekah juga lwt dompet dhuafa. walopun lbh seringnya melakukan sendiri. Papa yg dari dulu nyaranin utk banyak sedekah. dna beliau ksh liat cthnya lgs dr kehidupannya sendiri. di umur skr, papa msh sehat, masih mengurus bisnis bakerynya, dan alhamdulillah kita sekeluarga jaraaang banget daapt kesulitan.
BalasHapusdari situ aku mulai mencontoh juga mba. apalagi aku udh kerja. jadi zakat dan sedekah selalu aku sisihin duluan saat trima gaji. itu wajib yg pertama. baru kemudian nyiapin utk post2 yg lain. pernah yaa ,aku ngerasa ragu pas sedang banyak kebutuhan. tp ada anak temen relawan yg cerita kalo dia sdg mencari ortu asuh utk 4 anak di aceh.temenku ini tinggal di sana sebagai relawan. di situ aku sempet ragu, apa mampu membiayai mereka semua. aku sndiri banyak kebutuhan. tp ntah napa inget nasehat papa, dan aku nekad menawarkan diri utk jd ortu asuh mereka dan membiayai sekolahnya sampe selesai. Dan ternyata mba, alhamdulillah ga pernah aku ngerasa susah utk memenuhi kebutuhan2 lain. adaaa aja jalannya dan urusan2 terasa banget dipermudah. dari situ aku yakin sih, ga usah takut kali mw sedekah. kasih apa aja yg kita punya. ga bakal hilang, malah seringnya balik dengan berlipat ganda. Tapi kalopun tidak, anggab aja itu tabungan kita utk akhirat kan :)
betul mba setuju, yang penting Lillahitaala dulu, Allah nggak akan pernah salah itung.
Hapusmakasih ya udah mampir dan berbagi cerita yg mengiinspirasi banget.
Terima kasih sudah berkunjung. Yuk ngobrol di kolom komentar :)
Link Aktif dan SPAM akan dihapus.
*Bijak dalam berkomentar menunjukkan kualitas diri*
Happy reading other article....