Tukad Badung: Wisata Murah di Denpasar
Cheonggyecheon, adalah kali romantis di Korea yang dulunya adalah kali kumuh di tengah kota, distrik gangnam.
Katanya sih begitu, aku hanya tahu berdasarkan cerita karena belum pernah ke Korea, apalagi tinggal disana, dan nggak ikut ngebersihin kalinya juga, kahn. hehe~
Tapi, kali ini bukan kali unyu-unyu di Korea yang sering nongol di drama korea itu yang mau aku bahas.
Di Indonesia, sekarang juga sudah banyak, lho, kali serupa dengan cheonggyecheon ini. Salah satunya di Denpasar. Kabarnya, sih, beberapa kali di tengah ibukota Djegardah juga sudah disulap semacam gini. hmmm keren keren.
Wisata Kali Badung - Denpasar rasa Korea
Sebenernya sungai badung ini sudah cukup lama disulap seperti jadi bagus gini, kami pun juga sudah kapan lalu mampir kesininya, hanya saja baru keinget buat diposting. hehe. *parah.
Iyes.
Dengan konsep mirip cheonggyecheon di Korea itu, aliran tukad Badung di Denpasar ini telah disulap menjadi pilihan wisata lokal yang epik.
Tukad Badung sendiri adalah sungai yang mengalir sepanjang 30 kilometer dari lereng bukit di wilayah kabupaten Badung dan membelah kota Denpasar dengan hilir di tanjung Benoa.
Sebelum di-revitalisasi, sungai (tukad) Badung ini terbilang kumuh dan sangat jorok. Sehingga mengurangi estetika penampakan di tengah kota Denpasar.
Revitalisasi sungai ini dilakukan mulai dari bantaran di dekat taman kota yang terletak di jalan gatsu, hingga bantaran yang bersebelahan dengan pasar besar Badung di jalan gajah mada Denpasar. Namun, bantaran yang bersebelahan dengan pasar Badung lah yang difokuskan sebagai tempat wisata lokal.
![]() |
maapkeun mamak-mamak narsis ini |
Selain menawarkan wisata selfie yang cukup instagramable, konsep cheonggyecheon yang dipadupadankan dengan kearifan lokal Bali ini juga menjadi pilihan murah meriah untuk refreshing. Hanya saja, bagi pengunjung yang membawa anak-anak agar extra berhati-hati mengingat tempat ini adalah sungai yang tidak bisa dibilang dangkal.
Ada apa aja di kali Badung ala Cheonggyecheong ?
yang pasti kalinya. haha.Selain ada lampu lampion yang bergemerlapan di sepanjang bantaran. Di sisi-sisi bantaran tukad badung di malam hari ini juga dihiasi dengan berbagai relief khas Bali, beberapa lukisan juga nampak terpajang di beberapa spot.
Sebagai penghubung sisi kali satu dengan sisi yang lainnya, terdapat jembatan "goyang" yang terbuat dari bahan mirip pelampung itu lho, prens. apa sih ya, nyebutnya? haha
Jembatan goyang ini, temanya sailor gitu, jadi inget popeye si pelaut deh, ah.
Di bagian bawah ini tidak ada aktifitas jualan asongan, mungkin karena memang dilarang, ya. Tetapi bagi yang ingin membeli jajanan, di sisi atas kali, atau di seputaran parkiran pasar Badung banyak kok yang jualan makanan. Kebetulan kami juga ketemu sama mba-mba dan mas-mas yang lagi jualin yogurt drink secara promo, dan berhasil meng-closing kami untuk beli satu pack. *dasar emak modis, modal diskonan.
Bagi pengunjung yang membawa makanan turun ke bantaran kali, jangan lupa buang sampahnya di tempat sampah ya, jangan buang di sembarang tempat, apalagi di buang ke kalinya. Jangan!
Oke deh, karena hari ini tehsera lagi kurang fit, jadi nggak bisa cerita panjang kali lebar kali tinggi, ya. Segini dulu cerita mlipir kita kali ini, see you on next mlipir story.
Tonton juga video singkat ini,
jangan lupa like dan subscribe ya gaes...
Anyyeong,