4 Pantai Pasir Hitam ini Layak untuk Lokasi Prewedding di Bali

 

Buat temen-temen yang lagi bingung milih lokasi prewedding di Bali, mungkin beberapa tempat ini bisa memberi inspirasi buat temen-temen semua.

Pantai merupakan salah satu tempat prewedding outdoor paling populer, selain padang ilalang kering yang bikin foto jadi semakin sinematik itu tentunya. Namun terkadang tidak semua pantai bisa dijadikan lokasi untuk sesi foto prewedding. Entah karena suasana yang terlalu ramai, pemandangan yang "B" aja, atau memang tidak diizinkan sebagai lokasi prewedd yang salah satu alasannya dapat mengganggu pengunjung lainnya.

Kalau di Bali sih rata-rata pantai bisa dijadikan lokasi foto prewedd, yang penting "cuan". Eh tapi ada juga yang belum memberlakukan tarif prewedding, lho. Karena waktu kemarin main ke pantai ini aku sempet lihat ada rombongan prewedding -yang kalau menurut pantauanku ini gak ditarik tarif spesial-, cmiiw.


4 Pantai Pasir Hitam Eksotik untuk Tempat Prewedding di Bali

 Pantai Kedungu - Tabanan

Yes, seperti yang pernah aku posting sebelumnya, pantai kedungu ini memiliki panorama tebing yang tak kalah menarik dengan pantai Tanah Lot. Tebing hitam nan eksotik ini bisa dijadikan latar berswafoto yang ciamik, pun hamparan bebatuan yang ada di bibir pantai. Sudah kebayang kan mau pose seperti apa saat prewedding disini?

Namun perlu diperhatikan juga, ada saat-saat dimana bagian-bagian tebing ini tak bisa digunakan untuk sesi foto. Yaitu saat sekitaran bulan purnama, atau pertengahan bulan menurut penanggalan bulan (bukan masehi). Karena pada bulan purnama, air laut mengalami pasang dana menutupi seluruh bagian bibir pantai.

Waktu paling baik adalah tanggal 1 kalender bulan atau yang mendekati. Buat teman-teman yang belum tahu apa itu kalender bulan, silahkan pelototin angka-angka kecil di sekitaran tanggal yang ada di kalender umum. Kalender yang menggunakan sistem penanggalan bulan ini antara lain Hijriyah, Saka (Bali), dan penanggalan China.


Pantai Nyanyi - Tabanan

 Minggu lalu kami sempetin buat mampir ke pantai ini, karena konon pemandangan cukup menarik. Dan saat kami kesini, kebetulan bareng dengan rombongan prewedding yang tadi aku ceritakan di atas.

Berbeda dengan kedungu yang menonjolkan tebing hitamnya, pantai nyayi menyuguhkan hamparan pasir hitam yang cukup luas dan panjang. Namun jangan terlalu dekat dengan ombak ya temans, karena ombaknya cukup garang.

Di ujung sebelah kanan (aduh maap ya aku nggak hafal arah mata angin, wkwk), ada beberapa deretan perahu kecil yang berjejer rapi saat kami bertandang. Entah itu milik nelayan setempat, atau properti sebuah villa. Karena kami hanya melihat dari kejauhan. FYI, pantai ini cukup panjang ya gaiz.


Nah, kalau berjalan terus ke arah sisi sebelah kiri bisa ketemu muara sungai yang memisahkan pantai nyanyi ini dengan pantai mengening.

Sayangnya, untuk mencapai lokasi ini butuh perjuangan yang ekstra. Yakni jalan masuk yang belum terjamah perbaikan. Tak hanya jalan masuk yang berbatu, jalan yang cukup kecil dan tanpa rambu atau papan nama itu cukup sepi saat kami sampai. Sehingga kami pun sempat dibuat bingung dan tak yakin  kalau itu adalah jalan masuk ke arah pantai nyanyi.

Parahnya, google map pun tiba-tiba ikutan bingung ngasih petunjuk arah yang tepat. Mungkin karena jaringan internet kurang stabil, sih. Tapi ya, sepi dan krik-krik banget aja jadinya. Beruntung kami jumpa dengan seorang anak penduduk lokal yang sedang bermain sepeda, dan memberi tahu kami jalan menuju kebenaran pantai yang benar.

 

 Pantai Mengening - Canggu

 Pantai mengening terletak di perbatasan antara kabupaten Badung dan kabupaten Tabanan yang dipisahkan oleh muara sungai diantaranya. Meski bersinggungan langsung dengan pantai nyayi, pantai mengening bukanlah hamparan pasir hitam yang luas seperti halnya pantai nyanyi.

Di pantai mengening ini pasirnya masih sama legamnya juga seperti pantai sebelahnya. Namun pantai mengening lebih menonjol dengan bebatuan besar dan juga Pura yang menjorok ke laut. Di sisi sebelah kanan Pura, terdapat pantai dengan pasir dan bebatuan besar yang instagramable. Di bebatuan ini terkadang juga banyak pemancing ikan. Sedangkan anak-anak bisa bermain pasir atau main air di aliran kali kecil yang melintas menuju pantai.

Menuju ke area ini juga kids-frindly, karena sudah dibangun tangga atau jalan yang rapi. Teman-teman tinggal masuk melalui gapura dan berjalan lurus saja (bukan masuk ke area Pura).


Sedangkan di sisi sebelah kiri Pura, pemandangannya cukup memikat mata. Dari atas, pemandangannya membuatku takjub dan ingin buru-buru mendekat. Namun sayang, untuk turun menuju pantai bagian ini kita harus menuruni lereng yang belum dibangun tangga. Cukup merepotkan jika kita membawa bayik tentunya. So, that's why kebanyakan yang turun masyarakat muda-mudi saja. Tapi aku yakin, foto di pantai sisi sebelah ini sangat instagramable.

Kalaupun nggak mau turun ke bawah, kita masih bisa menikmati sunset cantik sambil nyeruput secangkir kopi. Judulnya bisa "Kopi dan Senja" kalau sudah begini. Romantis pokoknya. Oiya, di bagian atas ini ada taman kecilnya, jadi dijamin gak bikin garing. Tapi ya gitu, jangan duduk disini sendirian. Baper tar!

Selain kopi yang memang dijual oleh sebuah mini cafe di sekitaran, aku juga sempat melihat pedagang jagung bakar dan bakso. Hanya saja aku tidak sempat membelinya karena saat kami kesini sudah cukup mepet waktu sunset dan buru-buru ingin mengambil foto. Naas, sunset tak berjumpa karena tertutup mendung, beberapa foto yang menurutku cukup upload-able malah terhapus di memori kamera. Sementara import ke hp ternyata tidak berhasil. Huuhhh sungguh bikin gemes.

 Berbeda jauh dengan pantai nyanyi yang belum terjamah dinas pariwisata kabupaten setempat, jalan menuju pantai mengening ini jauh lebih rapi dan tertata. Nah tapi, ada cerita lucu juga saat kami dalam perjalanan bertandang kesini. Map direction yang ada di Google map ternyata tidak mengarah ke pantai, melainkan mengarah ke villa mengening beach. So, jangan sampai keliru ya kawans! 

Tapi jangan khawatir, teman-teman hanya harus mengikuti jalan di peta secara manual saja tanpa memperhatikan direction dari si mbak asisten gugel itu. Mbaknya ngajak ke villa soalnya. Jangan ya, bahaya! Bahaya bayarnya, mahal. wkwk.

Baca juga:



Pantai Parerenan - Canggu

 Untuk pantai parerenan ini sebenarnya aku kurang yakin apakah bisa untuk tempat prewedding. Tapi di pantai ini cukup menarik juga untuk berfoto. 

Tak jauh berbeda dengan pantai-pantai sebelumnya, parerenan beach ini juga berpasir hitam pekat selegam jelaga. Halah! wkwk. Yes tapi bener, pasir hitamnya memang hitam banget.

Saat kami singgah ke pantai ini terbilang sangat ramai, terlebih untuk ukuran masa pandemi seperti ini. Bahkan dari parkiran saja sudah dapat ditebak seberapa banyak manusia yang berbaris di pinggiran pantai menanti sunset.

Namun berbeda dengan 3 pantai di atas, pantai parerenan sudah digarap lebih serius oleh pemda setempat. Ditandai dengan tulisan pantai parerenan di pintu masuknya, juga sebuah patung besar di sisi sebelah kanan.

Di sisi sebelah kanan ini merupakan pantai dengan bebatuan yang mirip-mirip dengan pantai mengening. Sedangkan di sisi sebelah kiri, kita akan langsung dijamu dengan sederet penjaja jajanan kaki lima. Mulai dari jagung bakar, sosi bakar, atau apa bakar, juga penjual lumpiang yang menurutku racikan bumbunya cukup nendang di lidah dengan tingkat kematangan gorengan yang pas.

Berbeda dengan jajanan elegan yang ada di pantai mengening -yang menurutku terlihat lebih mahal-, suguhan kuliner di pantai parerenan ini lebih merakyat dan kocek-able. Kita bisa menikmati aneka jajanan ini sambil mengintip turunnya sunset yang cantik sambil menemani anak-anak main pasir di pantai.

Selain bibir pantai yang landai dengan hamparan pasir hingga ke ujung sana, kita juga bisa melihat patung GWK dari sini. Tapi ya mini banget ya gaes, hihi, pan itu jauhari binggo. Jauh cin! Saat menjelang malam, sepertinya ada cafe yang beroperasi dari petang hari. Terlihat banyak lampu kelap-kelip yang menyala mengelilingi sebuah bangunan tak jauh dari kami duduk.

Sayangnya dari ke-empat pantai ini, kami belum beruntung untuk menemukan sunset sempurna. Meski saat kami datang panas masih pngah membara, tiba waktunya matahari tenggelam, awan mendung di ujung cakrawala justru menutupi dengan sangat manisnya. Tapi tak mengurangi kesan romantisnya kok gaiz. Percaya deh! Syaratnya, pasanganmu juga harus romantis. Kalau enggak, ya wasalam!

Terima kasih sudah membaca sampai akhir, jangan lupa tinggalkan jejak agar kita bisa saling bertegur sapa. Jaga kesehatan, dan jangan lupa bahagia!

 

 

안녕!

Next Post Previous Post
2 Comments
  • fanny_dcatqueen
    fanny_dcatqueen 30 Agustus, 2020

    Belum ada yg pernah aku datangin ini mba pantai2 nya :D. Lumayan dapet ide kalo ntr ke Bali ada pantai yg bisa divisit. Selama ini tiap ksana cuma di ajak ke pantai2 yg udah mainstream :D.

    Aku suka liat pasir hitam gini, ntah kenapa di foto juga LBH kliatan bagus dan hidup warnanya. Dibanding pasir putih yaaa. Bisa jadi Krn aku udh bosen stiap ke pantai mostly pasir putih :D.

    • Sera Wicaksono
      Sera Wicaksono 31 Agustus, 2020

      Hahaha iya ini pantai wisata lokal sih, kalo dari canggu sampai negare keknya hitam. Ayo ke Bali lagi kita nyanset breng hehe

Add Comment
comment url