Netifest 2020: Kado Tahun Baru dari Bank Indonesia
Unboxing 2020: Membuka Tahun Baru dengan Pengalaman Luar Biasa Sebagai Finalis Netifest BI 2020
Setiap pagi, selain sholat subuh, ritual apa saja yang pertama kali kalian lakukan?
Jogging? hmm..
Belanja? Masak? Ngopai? ehm ehm ehm...
Aku tahu kalian pasti banyak yang samaan denganku.
Iyes!
Cek HP.
Betul apa betul?
Pagi itu juga sama.
Dan diantara pemandangan yang masih sepet-sepet itu, ada banyak notifikasi dari sebuah grup chat baru. Setelah berulang-ulang baca, barulah aku ngeh kalau aku ternyata masuk dalam jajaran para finalis lomba Video & Blog Competition yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia beberapa bulan lalu.
Lomba Video & Blog ini merupakan salah satu rangkaian FeskaBI, yaitu Festival Edukasi Bank Indonesia. Edukasi yang menyasar kalangan milenial ini memiliki tema setiap tahunnya, dan tahun 2019 kemarin bertema tentang sosialisasi QRIS.
*Lebih jelasnya nanti aku jelasin di artikel tersendiri ya, insyaaAllah setelah postingan ini.
Gelaran bergengsi tahunan ini disinyalir diikuti oleh sekitar 1700 peserta yang terbagi dalam 5 kategori, yaitu; Blog, Vlog, Video 1 Menit, Video Animasi, dan Short Movie.
Dari keseluruhan peserta yang berpartisipasi, disempitkan lagi menjadi 175 finalis yang diambil dari 35 besar untuk masing-masing kategori.
Dan aku, alhamdulillah terpilih menjadi bagian dari 35 besar untuk kategori Vlog.
Kok, Vlog?
Iyes, kebetulan aku memang submit untuk kategori ini dan justru nggak submit untuk kategori blog. Padahal awalnya aku kurang percaya diri untuk submit di kategori vlog ini, tapi karena dukungan temen-temen blogger emak-emak di Bali yang luar biasa itu, aku akhirnya nekat submit juga, hehe.
Qadarullah, Allah memberiku rezeki luar biasa di awal tahun 2020 ini sebagai bagian dari finalis kategori Vlog, dan mendapat undangan khusus bersama 175 finalis lainnya untuk menghadiri BI Netifest 2020 sebagai puncak acara dari serangkaian kegiatan FeskaBI tadi.
Nah, apa saja sih yang aku dapat dari acara bergengsi ini?
Hal yang Aku Dapat Karena Menjadi Finalis Netifest BI 2020
Aku ceritain pengalaman di luar acara Netifest dulu ya.Ini cukup menggelitik, meski sesungguhnya adalah hal yang cukup memalukan. But it’s OK, aku menganggap ini adalah pengalaman luar biasa meski harus kutebus dengan sedikit memutus urat malu.
Baca pelan-pelan aja ya, boleh ketawa tapi sewajarnya, hihi.
Pengalaman Pertama Kali di Bandara
Pengalaman adalah guru terbaik! Katanya begitu. Dan begitulah adanya.Teringat semua kejadian di bandara hari itu, sesungguhnya aku masih ngerasain gimana rasa malu yang haqiqi. Padahal ya, beberapa hari sebelumnya aku udah prepare dan nanya-nanya perihal gimana nanti di bandara.
Mulai dari check-in, apa yang boleh dibawa dan nggak boleh, apa dan apa dan seterusnya.
Baca ini: Pengalaman Pertama Kali Naik Pesawat
Maklum saja, bisa dibilang aku belum pernah melakukan perjalanan udara, terlebih kali ini akan melakukannya sendirian, tanpa teman gaes!
Dulu memang pernah naik pesawat, dua rute sekaligus malah. Tapi itu 20 tahun yang lalu, dan itupun ada pakdhe yang mengajakku. Perkara check-in, perkara bagasi, dan endebla endeble ya apa kata beliau, aku mah ngekor saja di belakangnya
Oke, balik lagi ceritaku di bandara.
Kekacauan ini bahkan dimulai sejak di pintu masuk keberangkatan. Aku yang terlalu sibuk dadah-dadah sama dek Rara, tak memperhatikan keberadaan mesin security check yang kebetulan posisinya emang nyempil ke pinggir dekat tiang dan tanpa adanya antrian sehingga tidak terdeteksi oleh mataku sebagai “sesuatu” yang penting.
Sementara di depan pintu masuk ini kosong mlompong plus bagian lain juga terkesan lenggang. Oke, aku kebablasan sodara!
Setelah aman melewati mesin security check pertama, aku masih linglung sambil menyembunyikan hawa malu tadi, meraba-raba harus kemana sambil membaca semua papan petunjuk sampai diketawain sama mas-mas yang jagain booth wrapping karena, pas ditawarin buat wrapping-in tentenganku aku menjawab dengan sangat polos linglung gitu.
Yaa Allah kalau kalian tahu gimana ekspresiku saat itu, yakin pasti pada ngakak juga. Serius!
Kehebohan kedua, parah lagi.
Aku yang merasa sudah check-in online dan sudah mengantongi Boarding-pass, santuy aja sama antrian counter check-in yang mengular dan langsung nyelonong ke atas menuju gate keberangkatan yang juga pasti melewati step by step security monitor.
Tahu kan gimana endingnya?
Iyes, aku harus balik turun lagi dari gate keberangkatan di lantai dua menuju counter check-in di lantai bawah tadi buat check-in si koper, eaaaa. Itu mesin body scan kalau bisa ngomong bakalan ngakak juga kali. Warbyasah emang emak ini.
Eh di mesin body scan juga ada kejadian lucu lho, etapi nggak usah aku ceritain deh, cukup aku aja yang ketawa. Haha.
Selesai?
Tentu tidaaaakkk!
![]() |
Nusa Penida - Bali, yang sempat kuabadikan sesaat sebelum landing |
Pesawat udah take-off dengan baik dan mendebarkan, di atas kebetulan cuaca kurang bagus juga jadi lampu sabuk pengaman nyala terus. Itu aku sudah nahan kebelet padahal, tapi aku wolesin aja karena kata pak sopir, ehh pak pilot, 15 menit lagi bakal landing.
Baeq!
20 menit berlalu dan pesawat belum juga menunjukkan tanda-tanda mau landing.
Baeq!
30 menit berlalu barulah pesawat 'akan' landing, setelah sekian menit dan berhasil landing pun masih muter-muter kan. Duhh Gustiiiii, pengen nangis sumpah!
Sementara mau kebelakang sudah di stop sama mbak pramugari karena sudah di darat, dan aku lupa kalau sudah di darat pasti nggak boleh kan ke toilet. Astaghfirullah...
Dan banyak kejadian-kejadian kecil lagi sepanjang hari itu. Pokoknya full story deh!
Tapi berkat kejadian
Meskipun sebenarnya tindakan menggunakan device di atas pesawat tidak dibenarkan, tapi kalau sekedar foto sekali dua kali halalin aja lah ya, selama jaringan ponsel dalam posisi Flight-Mode.
Oiya, satu lagi.
20 tahun yang lalu, aku pingin sekali menaiki eskalator datar (apasih namanya?) yang ada di bandara Sukarno-Hatta, tetapi pakdhe ku tidak memilih untuk melewatinya kala itu entah apa alasannya. Karena aku hanyalah bocah ingusan polos dan kampung yang tidak mengerti apapun, jadinya aku hanya bisa pasrah memendam rasa ingin tahuku.
Alhamdulillah, akhirnya aku sudah berhasil menaikinya dengan nyaman dan santuy, meski itu butuh waktu 20 tahun. Warbyasah!
Oke, cukup ya malunya. Lanjut cerita hepi-hepinya.
![]() |
escalator kek gini lho gaes maksudku, hihihi :) |
Hal yang Aku Dapat Sebagai Finalis Netifest 2020
Setelah melewati perjuangan dan perjalanan panjang kemarinnya, saatnya pengalaman membahagiakan dimulai.Oiya, Netifest adalah singkatan dari Netizen Festival. Merupakan puncak acara dari rangkaian kegiatan edukasi yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, yang mana menyasar kalangan milenial serta konten kreator.
Kenapa Netizen?
pertanyaan yang tepat!
Karena abad ini Netizen adalah
Eits, bukan netizen julid ya, tapi netizen yang kreatif dan mau membagikan info-info positif untuk mengedukasi masyarakat.
Oke balik lagi ke pengalaman menjadi peserta Netifest tadi.
Ada salah satu teman finalis yang bilang bahwa baru menjadi finalis saja sudah dibuat manja dengan banyak fasilitas bak putri raja. Ada juga yang bilang, jadi finalis rasa sultan. hihi...
Memang iya, karena tak banyak gelaran lomba blog maupun vlog yang memboyong para finalisnya ke Jakarta. Kalaupun ada, biasanya hanya untuk pemenang 3 besar saja. Itupun sangat jarang.
Tetapi gelaran Netifest yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia ini memboyong para finalis dari masing-masing 35 besar, ke Jakarta dan diinapkan di hotel mevvah selama 4 hari 3 malam. Dan semuanya ditanggung penyelenggara. Emeijing lah ini gaes!
Hari Pertama
Hari pertama adalah hari kedatangan para peserta, yang mana di hari pertama ini tidak ada kegiatan resmi apapun kecuali absen kehadiran dan registrasi buat ngambil jatah kamar.Hari pertama ini kami gunakan untuk saling mengenal sesama peserta yang sebelumnya sudah saling chat di grup WhatsApp. Bertukar oleh-oleh dari daerah masing-masing sekaligus jelajah budaya.
Oiya, malam pertama ini kami menyempatkan berkunjung ke Monas yang lokasinya tidak jauh dari hotel tempat kami menginap, jadi kami memutuskan untuk jalan kaki. Dannnn, iyes! Itu nggak deket kawan!
Kami harus melewati jalan memutar untuk menyebrang dan memutar lagi untuk menemukan pintu menuju Monas yang dibuka. Dan berakhir gagal gara-gara kami memilih untuk makan dulu, jadinya gerbang ditutup sesaat setelah langkah kami tinggal sejengkal.
Asli ini, rasanya pengen nyanyi pucuk... pucuk... pucuk...
Hari Kedua
Hari Kedua adalah acara resmi pertama dan dimulai sejak pagi setelah sarapan.Seperti biasanya, pertama adalah acara pembukaan yang dipimpin oleh bapak Muhammad Nur selaku Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia. Sesi selanjutnya adalah penjelasan singkat tentang "Siapa" dan "Bagaimana" Bank Indonesia bekerja, tentang plus minus nilai tukar rupiah hingga bagaimana kita harus bijaksana mengatur keuangan agar inflasi tidak semakin melejit. Sesi ini dipaparkan oleh bapak Jeffri D. Putra selaku Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
Setelah Coffe break, kegiatan berikutnya adalah materi Jurnalistik oleh mba Jati Savitri selaku Head of Content Enrichment & Social Media di medcom.id. Medcom adalah anak perusahaan dari Media Group yang salah satunya adalah Metro TV.
Materi yang disampaikan membahas tentang ilmu dasar jurnalistik, yaitu bagaimana pakem penyusunan artikel, bagaimana menjadi Citizen Journalism, juga menerangkan beberapa tips sukses posting di media sosial.
Pesan moral yang disampaikan adalah, jadilah netizen yang menyebarkan hal positif dan hindari konten klik bait demi keuntungan sesaat.
Tak hanya itu, kita juga dibekali materi sesuai kategori yang kita ikuti dengan mentor yang memang kompeten di bidangnya.
Dinner dalam malam keakraban juga seru dan penuh dengan doorprize.
Nggak tangung-tangung hadiahnya, bukan kipas angin cui, tapi hempon sama speaker keren. Sayangnya, aku tak cukup beruntung untuk bisa memboyong mereka ke Bali.
Ehh tapi aku dapet coklat cangkibar ding, gara-gara tumben pede angkat tangan pas sesi materi Jurnalistik. Hihi, alhamdulillah mayan buat nyemil di pesawat.
Hari Ketiga
Puncaknya adalah malam penganugerahan 3 besar untuk masing-masing kategori. Aku sih belum beruntung untuk sampai pada tahap ini, tapi aku nggak berkecil hati karena, bisa sampai di titik 35 besar ini saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa buat aku. Ini benar-benar surprise dan rezeki yang luar biasa di awal tahun.Sebelum acara puncak, kami diajak berwisata edukasi di museum Bank Indonesia. di Museum BI ini, berisi tentang sejarah Bank Indonesia dan asal muasal rupiah. Eits, Museum itu nggak berarti kuno dan angker, lho. Karena di museum BI ini sudah dilengkapi alat digital di beberapa spot.
Dannn, banyak sekali spot foto menarik baik di dalam maupun luar gedung yang instagramable banget. Sayangnya aku nggak sempet foto narsis karena waktunya sudah keburu sore. hiks.
Oiya, akhirnya ya aku bisa melihat kangmas Duta Sheila On 7 dari jarak dekat, ailopyu3rb mas! Meski sekarang sudah nggak se-ngefans jaman SMA, tapi semua lagunya aku tetep cintah.
Last but not least, dari segudang pengalaman yang aku sebutkan tadi, hal terbesar dan terberat yang kubawa pulang adalah kenangan. Ketemu dengan banyak orang hebat dari berbagai kota di Indonesia, rasanya keberuntungan ini tak ada habisnya.
![]() |
Genk Vlog emang paling kompak dan narsis abis semuanya |
Syukur yang luar biasa pokoknya, membuka tahun 2020 dengan rezeki yang warbyasah. Alhamdulillah.
Terima kasih buat temen-temen yang selalu support.
Tonton Video perjalanan BI Netifest 2020 di channel YouTube aku, ya.
Dan, buat temen-temen yang belum ikutan Video & Blog Competion FeskaBI tahun ini, jangan lupa ikutan next FeskaBI competition. Pantau terus sosial media official Bank Indonesia biar nggak ketinggalan info selengkapnya.
InsyaaAllah kita ketemu di puncak perayaan BI Netifest tahun depan.
See You Guys!
Anyyeong,
Waaakksss senangnya. Semoga tahun ini ada kompetisi vlog lagi. Aku mau ikuttt...