Life Begins at 40? Apa sih yang Perlu Kita Lakukan Saat Menginjak Usia ini?
Kata orang, life begins at forty. Emang iya? Hmmm, saya sempat membahas sekilas tentang ini bersama salah satu teman baik saya. Menurutnya, mungkin anggapan ini karena saat kita memasuki usia 40 tahun, kita cenderung lebih bebas dari sebelumnya. Maksudnya, misal di usia produktif kita sebagai perempuan cenderung riweh karena anak-anak masih kecil. Sementara saat mencapai usia 40 tahun anak-anak kita cenderung sudah besar dan tidak bergantung lagi pada kita. Masuk akal juga, meskipun nyatanya saat ini saya sudah di usia 40 tahun namun masih memiliki toddler. Hehe.
Dulu, saya berpikir bahwa usia 40 tahun itu adalah usia emak-emak banget, yang boleh dibilang sudah tua (sekali). Namun, saat saya saat ini memasuki 40 tahun, kok rasanya masih ingin seperti remaja (((remaja jompo))) ya? Bukan nggak sadar umur ya Temans. Hanya saja kehidupan kita saat ini cenderung lebih bebas berekspresi. Apalagi sosmed menawarkan beragam rekomendasi penampilan dan cara membuat kita tampil awet muda.
Apa saja sih yang perlu kita lakukan saat menginjak usia ini?
Apa artinya tampak awet muda kalau tubuhnya nggak fit? Memang, usia paruh baya itu tidak bisa serta merta lepas dari yang namanya encok, gampang lelah, gampang kesemutan. Tapi setidaknya kita bisa mengurangi hal tersebut dengan berolahraga.
Olahraga untuk Hidup Lebih Sehat
Betul sekali! Memasuki usia 40 tahun, kita harus mulai lebih aware dengan kesehatan. Berolahraga sedari muda memang sudah seharusnya, namun masih boleh ditoleransi mengingat banyaknya alasan. Misal nggak punya waktu karena harus sibuk mengurus toddler sambil bekerja dan lain sebagainya. Namun saat kita memasuki usia 40 tahun, alasan-alasan itu sudah harus disisihkan bagaimana pun caranya. Nggak mau kan, di usia senja kita jadi super jompo?
Saya pribadi punya cita-cita, di usia pensiun nanti saya masih penuh semangat lahir dan batin untuk melakukan perjalanan wisata. Saya berharap tidak merepotkan anak-anak saat tua nanti. Alih-alih meminta anak-anak untuk membayar tagihan rumah sakit atau perawat jompo, bukankah lebih baik mereka membayar tiket saya jalan-jalan? Hehe. Ini bukan perkara matre loh ya! Ini hanya pilihan yang lebih baik.
Sebenarnya rajin olah tubuh sudah saya wacanakan sejak lama, namun baru terealisasi setahun sebelum usia 40 tahun saya. Nggak apa-apa. Bahkan itu pun hanya bisa jalan kaki selama 30-45 menit saja per hari. Nggak apa-apa. PR-nya hanya konsisten saja, setidaknya 4-5 kali dalam seminggu. Alhamdulillah sejauh ini masih konsisten kecuali cuaca tidak mendukung, karena saya melakukannya di outdoor.
Mengatur Pola Makan untuk Tubuh Lebih Sehat
Ketimbang menyebutnya diet, saya lebih suka menyebutnya dengan mengatur pola makan. Kenapa? Kalau menyebut “diet” rasanya kok berat banget, ya. Kalau menyebut “diet” kok otak saya langsung memikirkan nggak boleh makan ini dan itu, ya. Hehe.
Awalnya saya merasa tubuh saya memang sudah tidak estetik lagi karena overweight cenderung obesitas. Tapi yang lebih parahnya, saya merasa imun tubuh saya menurun, gampang bengek, dan siklus bulanan saya tidak stabil. Akhirnya saya memutuskan untuk mengatur pola makan. Mulai dari menyudahi makan sebelum kenyang seperti Sunnah Nabi Muhammad. Kemudian lanjut dengan intermitten fasting dan defisit kalori. Dengan mengkombinasikan jalan kaki setiap hari, Alhadulillah ada hasilnya. Siklus bulanan saya mulai stabil, imun tubuh juga lebih terjaga.
Bonus lainnya tentu saja berat badan saya menyusut meski perlahan. Baju-baju yang tadinya kesempitan sudah mulai nyaman digunakan. Saya tidak melakukan diet ketat. Saya hanya mengurangi porsi makan alias defisit kalori menyesuaikan kebutuhan BMR saya.
Oiya, Temans bisa juga cek kebutuhan kalori melalui kanal https://www.culinaryschools.org/ untuk pilihan Health/Weight Loss Calculator. Temans cukup memasukan informasi tinggi badan, berat badan, usia, gender, dan aktivitas harian saja. Kalkulator online ini akan menghitung secara cepat kebutuhan kalori hingga mengatur nutrisi dalam piring makanmu.
Tapi yang lebih penting adalah, lakukan!
Skincare untuk Kesehatan Kulit dan Penampilan
Dulu saya sangat menyukai produk-produk make-up yag bisa menghasilkan riasan yang flawless. Namun makin ke sini, setelah mendapati banyak kerutan dan bintik hitam di wajah, menurut saya kesehatan kulit itu jauh lebih penting daripada hasil riasan.
Saat masih berusia muda, saya terlalu meremehkan skincare dan menganggap semua baik-baik saja. Buat Temans muda yang masih berpikir begitu, jangan ya dek ya! Investasi kulit sehat itu harus dimulai sejak usia belia. Karena di saat kulit sudah terlanjur rusak, memperbaikinya itu lebih berat ketimbang menjaga sejak dini.
Skincare mahal Bun, gimana dong?
Tenang! Pakailah skincare yang sesuai dengan jenis kulit dan isi dompet saja. Memang, tidak boleh berharap bakal punya kulit semulus artis Korea, tapi minimal tidak rusak.
Minimal gunakan basic skincare yang terdiri dari sabun wajah yang gentle, moisturizer, dan sunscreen. Gunakan gentle facewash! Sebaiknya hindari sabun muka dengan iming-iming pencerah atau mengandung berbagai macam bahan aktif. Gunakan moisturizer yang sesuai tipe kulit pada malam hari, dan gunakan sunscreen pada pagi/siang hari. Satu lagi, saat sudah memasuki usia 30++ sebaiknya gunakan retinol 2 kali seminggu untuk menghambat kerutan dan penuaan dini.
Percayalah, kulit sehat itu investasi make-up yang jauh lebih baik.
Menormalisasi Semakin Berumur Semakin Harus Dress Well
Beberapa pekan lalu, dunia jagat maya dihebohkan dengan unggahan seorang guru tentang outfit wali murid saat pengambilan rapot yang hanya menggunakan daster rumahan. Banyak netizen yang merespons, mulai dari yang pro dan kontra.
Saya pribadi, tim yang memilih untuk mengenakan pakaian layak saat mengunjungi sekolah anak saya. Alasannya tentu saja untuk menghormati para guru (atau yang didatangi), menjaga martabat anak saya, dan tentunya menjaga harga diri saya sendiri. Tidak harus mewah, cukup bersih dan rapi. Syukur-syukur bisa dress well.
Eitss, jangan salah juga soal dress well, ya! Dress well itu bukan tentang baju mahal dan estetik. Dress well itu pada dasarnya lebih merujuk pada pakaian yang sopan dan enak dipandang. Semahal apapun baju kita, saat kita kenakan tidak terlihat bagus maka itu bukan kategori dress well.
Kenapa di usia makin matang kia perlu dress well? Bukankah sudah laku? Oh NO! Ini bukan perkara laku atau belum laku ya well. Kita tidak bisa pungkiri, yang pertama dinilai orang itu dari apa yang kita kenakan. Kan nggak mungkin kita baru kenal orang sudah tahu bagaimana hatinya, sudah tahu isi dompetnya, berapa saldo rekeningnya. Ye kan wak?
Selain menghormati orang lain, hargai juga dirimu jika ingin dihargai oleh orang lain. So, mari normalisasi makin berumur harus makin dress well.
Menjaga Kesehatan Mental dengan Menjaga Hati, Pikiran, dan Perilaku
Dan yang tidak kalah penting, selalu upgrade diri.menjaga kesehatan mental. Menjaga kewarasan mental itu perlu. Bukan hanya untuk kita, tapi juga berpengaruh kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan mental yang sehat, kita akan lebih mudah untuk menemukan bahagia.
Caranya, dengan menjaga hati agar tidak iri pada orang lain. Menjaga pikiran untuk tidak ketriger omongan orang lain. Serta menjaga perilaku agar tidak menyakiti orang lain. Selalu berbenah dan upgrade diri untuk menemukan titik bijaksana kita sebagai orang yang lebih tua dan patut dihargai oleh anak-anak.
Selain hal-hal yang sedang saya upayakan di atas, saya juga tetap menyempatkan melakukan hal-hal yang saya sukai. Misalnya bermain sosial media, jalan-jalan, atau sekadar bermain game online. hehe.
Game online yang saya mainkan bukan yang berat-berat, ya. Bukan yang war-war. Tapi cukup untuk melatih fokus dan mengurangi kejenuhan saja. Misalnya Watermelon game yang saya temukan di situs culinaryschool.org/kids-game/.
Game ini cukup menghibur dan mengurangi kejenuhan saya. Kita hanya perlu untuk menjatuhkan buah yang sama untuk menghasilkan buah yang lebih besar. Pengguna aplikasi oren pasti familiar dengan game jenis ini.
Ya kan?
Pilihan game lain di situs ini juga sangat banyak dengan kategori yang berbeda-beda untuk anak-anak hingga orang dewasa. Selain watermelon game, saya juga menyukai game Pizza shop. Bahkan anak kedua saya juga menyukainya.
Game sederhana ini cukup bagus untuk melatih daya ingat dan ke-multitasking-an kita. Mulai dari menerima pesanan, membuat pesanan sesuai bentuk base pizza, memberi topping sesuai pesanan, dan memberikan pada pelanggan yang sesuai.
Di level awal permainan, tidak ada tantangan yang signifikan. Normal lah ya. Dan seperti pada umumnya game atau permainan, pasti akan semakin rumit. Di level berikutnya, permainan akan ditingkatkan dengan adanya meja agar kita bisa meletakkan pesanan yang sudah ditinggal pelanggan, dan bisa diberikan pada pelanggan lain yang pesanannya sama.
Tapi bagi saya yang ternyata masih suka panik ini, kerap keteteran. Apalagi jika sudah mencapai level dengan pesanan melalui telepon serta pesanan dengan take away. Haha ternyata kecepaan ingatan saya mulai melemah dan sering keteteran. wkwkwk.
Kalian harus cobain sih! Yang sudah main, kasih tahu dong sudah sampai level berapa kalian.
Bersyukur
Namun yang paling utama adalah bersyukur. Bersyukur dengan apa pun keadaan kita. Bersyukur dengan usia yang sudah kita dapatkan, semoga lebih berkah. Bersyukur dengan semua ilmu dan pengalaman yang kita dapatkan, yang baik kita contohkan, yang buruk cukup dijadikan pelajaran untuk mengajarkan pada anak-anak kita jangan sampai terulang.
Dengan bersyukur, insyaAllah kita nantinya akan kembali dalam keadaan bahagia. Apalagi yang bisa kita harapkan di usia senja selain ketenangan jiwa raga dan rasa bahagia hingga ajal menjemput nantinya.
Kesimpulan
Jadi menurut saya, 40 tahun adalah usia dimana kita cenderung mulai merasakan hidup yang sesungguhnya. Harus mulai menikmati hidup dengan lebih baik dari sebelumnya. Harus mulai mencintai diri sendiri lebih dari sebelumnya. Serta memulai hidup yang lebih bijaksana untuk bekal di kehidupan selanjutnya.
Semoga kita senantiasa diberi umur panjang, umur yang berkah dunia akhirat. Semoga kita senantiasa menjadi manusia yang bermanfaat. Berapa pun usia kita saat ini, mari berbenah untuk menjadi lebih baik, karena batas umur kita tidak ada yang tahu.
Gimana kalau menurut kalian Temans?
Katanya puber kedua tuh usia 40, saya udah lewat jauh belum dapat2 juga
Emang kalo "dapet" puber kedua mau ngapain sih Bang? *serius nanya* wkwkwk
Setujuuuu mba sera 😍😍👍👍👍. Aku pun walau sudah 40 tapi merasa jiwa masih semangat, masih merasa muda dan kuat. Berharapnya dengan pola hidup yg aku jaga sejak pandemi, bisalah memperpanjang usia dan kekuatan hingga tua nanti.
Aku juga berharap di usia pensiun masih bisa jalan2 traveling. Impianku kalo sudah pensiun ya LBH banyak lagi mengadakan perjalanan. Krn itu olahraga beban aku rutin, demi bisa menambah massa otot dan tulang tetap kuat
Soal dress well, aku support mba. Dari kecil aku diajarin mama utk selalu terlihat rapi. Kluar rumah walo hanya ke warung, harus rapi. Bukan dengan baju mahal, tp at least sedap dipandang. Ga dikira orang kumuh dan jorok.
Apalagi ke sekolah anak. Bukan mau pamer kecantikan, tp memang demi harga diri lah. Lagian kasian si anak juga kalo liat ortu anak lain rapi, masa giliran emak dia macam ga mandi 😅😄