Unity In Diversity for a Better Indonesia

unity in diversity

Unity in Diversity, kesatuan dalam keberagaman, atau lebih kita kenal dalam bahasa Sansekerta Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda tetapi satu jua. Yang juga merupakan salah satu elemen dari 4 pilar kebangsaan, yang kini sudah berganti menjadi 4 pilar MPR RI.

Tapi apa sih 4 pilar MPR RI ini?

Pertanyaan tentang 4 pilar kebangsaan, eh, maksudnya "4 pilar MPR RI itu apa" ternyata masih kerap muncul lho. Yakan? Hayo, ngaku! Saya juga kok, awalnya juga kurang paham tentang apa itu 4 pilar kebangsaan, eh salah lagi, 4 pilar MPR RI maksudnya. Tuh kan salah mulu tehsera.

Nah, dalam sebuah gathering blogger bersama MPR RI yang dihelat di The Anvaya Beach Resort Bali pada tanggal 30 Oktober 2021 kemarin, ada banyak pelajaran kecil yang tentu sangat berharga. Salah satunya tentang 4 pilar MPR RI, dan Unity In Diversity as known as Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu pilarnya.

Unity In Diversity sebagai bagian dari 4 pilar MPR RI

Tema Unity in Diversity dipilih pada kesempatan diskusi netizen Bali bersama tim dari MPR RI kali ini. Lebih lengkapnya, Unity In Diversity for a Better Indonesia – Bijak dalam bermedia sosial dalam mewujudkan karakter bangsa.

Inti dari tujuannya adalah, mengajak kita para netizen dan generasi muda Indonesia, mari bersama-sama menjaga martabat bangsa dengan menjaga segala tutur dan tingkah laku kita khususnya dalam interaksi di jagat maya. Baik berupa postingan, maupun sekedar berkomentar. Sampaikanlah suara hati kalian dengan bahasa yang lebih "terhormat", karena itu menunjukkan kualitas diri kita. Serta mari bersama-sama membasmi berita hoax. Karena sebuah kesalahan yang dibiarkan begitu saja, akan menjadi sebuah pembenaran yang nantinya dapat merusak kesatuan bangsa dan negara kita. 

Begitu ya kira-kira.

4 pilar kebangsaan

Pada sesi pembukaan, pertanyaan tentang 4 pilar MPR RI pun muncul juga. Ibu Siti Fauziah, S.E., M.M. atau yang akrab dipanggil Ibu Titi selaku Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekjen MPR RI, menguji kami para peserta gathering dengan satu pertanyaan kecil, yaitu sebutkan apa saja keempat pilar MPR RI tersebut.

Mbak Hanila menjadi peserta pertama yang berani menjawabnya, namun sayangnya jawabannya masih kurang tepat. Saya pun memberanikan diri untuk mengangkat tangan. Namun karena berbarengan dengan Mbak Yuni, dan kakak moderator menyebut Mbak Yuni, jadi saya mengalah. Sayangnya lagi, jawaban dari Mbak Yuni pun belum dalam membuat Ibu Titi mengatakan YES.

Saya pun kembali mengangkat tangan, dan menyebutkan jawaban yang sama dengan kedua peserta sebelumnya. Namun kali ini saya sebutkan kepanjangannya dan bukan akronim seperti yang disebutkan oleh Mbak Yuni dan Mbak Hani. Kemudian, untuk penyebutan UUD 1945 saya menyebutkannya dengan lengkap yaitu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Baru Bu Titi membenarkan jawaban saya.

Ternyata, masalah utamanya ada pada penyebutan UUD 1945 yang sudah di-amandemen dan berganti menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Nah kan, sepele lho padahal. Ternyata, kita nggak tahu. Hihi.

Jadi, buat yang nggak tahu apa saja sih 4 pilar MPR RI, berikut jawabannya:

  1. Pancasila
  2. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
  3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
  4. Bhinneka Tunggal Ika

Tapi kali ini saya tidak akan membahas secara detail tentang 4 pilar tersebut. Temen-temen bisa mencari referensi atau bisa membaca materi yang lebih akurat di website resmi MPR RI https://mpr.go.id/sosialisasi/empat-pilar-mpr-ri.

Bijak Bermedia Sosial Dalam Mewujudkan Karakter Bangsa

Setelah memberikan pencerahan sekilas tentang apa saja 4 pilar MPR RI, serta bagaimana kita sebagai generasi millenial turut berperan serta dalam menghadapi bahaya hoax, hate speech, serta bullying yang semakin meresahkan dan dapat menurunkan martabat bangsa.

Dalam kesempatan kali ini, Bapak Budi Muliawan, S.H., M.H. selaku kepala bagian pemberitaan dan hubungan antar lembaga. Yang kemudian lebih akrab dengan panggilan Pak Wawan. Menerangkan bahwa, kini MPR RI juga sudah mulai membuka diri dalam ranah digital sebagaimana jaman ini bekerja.

Tak hanya website, kini MPR RI juga hadir di media sosial Twitter serta Instagram. Juga, baru-baru ini berhasil menerbitkan sebuah aplikasi berbasis android bernama Buku Digital MPR RI yang baru saja approved by Google pada tanggal 25 Oktober 2021. So, buat temen-temen yang butuh referensi atau ingin mengetahui seluk-beluk MPR RI lebih mendalam, bisa mengunduh aplikasi Buku Digital MPR RI di Google Play Store.

Di kesempatan yang sama, baik Bu Titi maupun Pak Wawan juga meminta masukan kepada kami para peserta kegiatan, tentang media sosial MPR RI. Apa saja pembenahan yang sebaiknya dilakukan agar lebih bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi muda sebagai penerus bangsa agar lebih melek jiwa kebangsaannya sehingga dapat menekan tindakan hate speech, bullying, hingga penyebaran berita hoax.

Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai negeri dan bangsa ini?

pertanyaan tentang 4 pilar kebangsaan

Dimoderatori oleh Kak Nurliya Apriyana, S.E., M.M., Dosen Vokasi UI dan Pegiat Literasi Media Sosial. Diskusi berjalan dengan hangat dan antusias. Kami ber-18 peserta yang hadir dibagi menjadi 4 kelompok sesuai 4 pilar. Kebetulan saya tergabung dalam kelompok ke-4 yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Unity In Diversity.

Hasilnya, baik Pak Wawan maupun Bu Titi, menerima dengan lapang dada semua masukan dari kami yang antara lain berkutat pada tampilan yang monoton, konten yang kaku, yang menurut kami semua itu akan sulit untuk diterima oleh generasi muda saat ini yang mon-maap masih rendah literasi.

Komunikasi 2 arah yang belum diterapkan oleh media sosial MPR RI juga turut kami bahas. Tentang komentar, tentang kontak aduan, atau sekedar menerima saran. Termasuk jadwal konten yang kami sarankan untuk memberikan konten yang lebih relax di akhir pekan, misalnya diadakan kuis dengan hadiah E-Toll edisi khusus. Contohnya edisi kebudayaan, edisi makanan khas daerah, yang kesemuanya termasuk dalam Tema Unity In Diversity. Atau edisi khusus isi dari Pancasila misalnya, agar generasi muda selalu hafal karena kartu E-toll hampir digunakan setiap hari, bukan? Hehe.

Tidak mau kalah, Bu Titi pun langsung mengeluarkan E-toll edisi 4 Pilar MPR RI. Ah, sayangnya, saya justru tidak kebagian E-money yang jumlahnya hanya 6 biji tersebut. Hiks, syedih. Tapi biarin deh, InsyaaAllah tar saya dapet mobilnya bukan kartu toll-nya. Aamiin.

Selanjutnya, mari kita bersama-sama untuk supporting dan mengawal gebrakan ini untuk Indonesia yang lebih baik.

Oiya, saya dan emak-emak blogger Bali juga sangat hepi, karena doa kami untuk bisa berkumpul dalam sebuah acara gathering terwujud setelah hampir 2 tahun tidak dapat bersua bersama. Ah, lauk-daun membuat kami benar-benar terbatas.

Bukan hanya acaranya seru karena dihelat di hotel kelas bintang lima dengan berbagai hidangan lezat, Pak Wawan dan Bu Titi yang selalu humble pun membuat suasana diskusi menjadi lebih hangat dan kekeluargaan. Terima kasih untuk kesempatan manis ini, semoga kita bisa bertemu kembali dengan kehangatan diskusi yang sama. Dan semoga, kita para generasi penerus bangsa dapat memberikan kontribusi terbaik kita untuk bangsa dan negara ini.

Unity In Diversity, kita berbeda-beda, namun kita adalah satu bangsa Indonesia! Segala tutur dan perilaku kita, tak hanya mencerminkan siapa diri kita, namun juga mencerminkan martabat bangsa kita. Yuk! Mari bersama menjaga jemari agar martabat bangsa kita di mata dunia tetap terjaga.

Keep respect and always be grateful!


안녕!

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url